Ambon.Demokrasi Maluku,_Walikota Ambon Bodewin Wattimena telah merealisasikan komitmen yang disampaikan saat kampanye Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Ambon dengan meresmikan layanan air bersih Perumda Tirta Yapono bagi masyarakat Keisha Gunung Nona pada Sabtu (20/12/2025). Kegiatan ini dilakukan bersama pihak Perumda Tirta Yapono sebagai bentuk upaya Pemerintah Kota Ambon dalam meningkatkan akses layanan dasar air bersih kepada warga yang belum terjangkau.
“Pernyataan yang kami sampaikan saat sosialisasi kampanye kini telah menjadi komitmen kami dan juga komitmen Pemerintah Kota untuk memberikan akses air bersih kepada seluruh masyarakat. Tujuan utama yang ingin kami wujudkan adalah memastikan bahwa warga Kota Ambon yang belum mendapatkan akses layanan ini akan secara bertahap mendapatkan fasilitas yang layak. Kami bersyukur karena hingga saat ini telah berhasil menyelesaikan sekitar 6 titik akses, sementara pekerjaan tambahan sedang berlangsung di kawasan Amahori,” ujar Walikota.
Ia berharap langkah ini dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa sebagian warga di Keisha Gunung Nona telah tinggal selama 23 tahun tanpa akses air bersih yang memadai. Kini, dengan kerja keras dari Perumda Tirta Yapono, sumber air telah berhasil diakses dan tinggal melakukan pemasangan jaringan ke rumah-rumah warga. Seluruh pihak telah sepakat bahwa pengelolaan layanan oleh PDAM akan dilakukan dengan sistem pemasangan meteran dan pembayaran sesuai dengan penggunaan air setiap bulan.
“Itu adalah tugas utama pemerintah,” tegas Walikota. “Kami berharap bahwa dalam jangka waktu 5 tahun kepemimpinan kami, seluruh daerah di Kota Ambon yang selama ini belum terjangkau dapat mendapatkan akses air bersih. Kebahagiaan terbesar bagi kami sebagai pemimpin adalah ketika masyarakat merasakan manfaat nyata dari program yang kami jalankan.”
Ia menambahkan bahwa jika program dapat berlanjut dengan baik dan tahun depan berhasil membuka 6 titik akses baru, maka dalam 5 tahun ke depan akan ada lebih banyak lokasi yang mendapatkan layanan. Sampai akhir tahun 2025, sekitar 2.000 kepala keluarga telah menikmati akses air bersih dari Perumda Tirta Yapono. Program ini merupakan komitmen bersama antara Pemerintah Kota Ambon dan DPRD Kota Ambon, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai program prioritas saat masa kampanye dan kini resmi menjadi program unggulan pemerintah kota.
“Tidak lagi hanya kami sebagai pemerintah yang bekerja sendiri, melainkan seluruh pihak – mulai dari PDAM, DPRD, Dinas PUPR, hingga semua stakeholder terkait – harus bergandeng tangan dan bekerja sama untuk memastikan akses air bersih dapat diraih oleh seluruh masyarakat,” tegasnya.
Ditanya terkait sistem pembayaran, Walikota menjelaskan bahwa biaya produksi dan pengelolaan layanan harus ditutupi melalui retribusi atau iuran sesuai dengan standar yang berlaku umum. Namun, pemerintah siap memberikan kemudahan berupa relaksasi pembayaran, seperti cicilan untuk biaya pemasangan bagi warga yang membutuhkan. Selain itu, juga terbuka kesempatan bagi pihak yang mampu untuk membantu menanggung biaya pemasangan bagi warga kurang mampu, misalnya pengusaha yang dapat menanggung biaya untuk 1 hingga 10 rumah warga.
“Jika ada pengusaha yang tinggal di kawasan ini dan bersedia menanggung biaya pemasangan untuk 10 rumah atau bahkan hanya satu rumah bagi warga tidak mampu, hal itu sangat dapat didukung. Nantinya, warga yang dibantu hanya perlu membayar biaya penggunaan air setiap bulan sesuai dengan meteran,” ungkapnya.
Saat disinggung tentang potensi keributan dalam pengelolaan, Walikota menyatakan bahwa pengelolaan oleh PDAM akan menghindarkan masalah tersebut. Menurutnya, keributan terkait air bersih biasanya terjadi pada pengelolaan yang dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat.
“Ketika pengelolaan dilakukan oleh kelompok masyarakat sendiri, seringkali muncul konflik. Namun, jika dikelola oleh pemerintah kota melalui PDAM, tidak akan ada masalah serupa karena jika ada warga yang tidak membayar sesuai kewajiban, layanan akan langsung diputus sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tandasnya.
Walikota juga menjelaskan bahwa sebagian daerah yang selama puluhan tahun tidak mendapatkan akses air bersih terutama berada di kawasan pegunungan, seperti Keisha Gunung Nona. Hal ini disebabkan karena sumber air berada di lokasi yang lebih rendah, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mentransfer air ke daerah yang berada di ketinggian.
“Saya sebelumnya tidak mengetahui secara detail mengenai kondisi ini, namun kemungkinan besar karena akses belum terjangkau. Namun kini kami telah berupaya untuk mengatasinya. Sebelumnya, ketika saya menjabat sebagai Plt Walikota, telah berhasil membuka 5 titik akses yang hingga saat ini berjalan dengan baik di kawasan Wara dan Lorong Sekkot,” ujarnya.
Menurut Walikota, fokus selanjutnya akan diberikan kepada daerah-daerah yang masih kesulitan mendapatkan akses air bersih, seperti kawasan Kuda Mati Atas (dimana Keisha Gunung Nona menjadi titik pertama), kemudian daerah Benteng, dan Desa Batu Merah yang saat ini masih dikelola oleh pihak desa. Setelah pengelolaan daerah tersebut kembali ke PDAM, pemerintah akan berupaya menyelesaikan permasalahan akses airnya. Selain itu, pemerintah juga akan menggandeng pihak investor untuk mendukung penyelesaian masalah air bersih di Kota Ambon secara menyeluruh.(DM5).













