Pemkot Ambon & Polresta Diminta Pasang Pos Polisi Disudut Lapangan Segitiga Berbatasan Kantor Gubernur
Ambon, Demokrasi Maluku ; Pemerintah Kota Ambon dan Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease diminta untuk memasang Pos Pengamanan, kalau boleh gabungan polisi dan juga TNI di Sudut Lapangan Merdeka tepatnya di dekat Kantin PKK Kota Ambon guna mengamankan daerah tersebut karena sering terjadi perkelahian antara anak sekolah dan sejumlah anak lainnya yang setiap harinya mangkal diseputaran lapangan segitiga dan Lapangan Merdeka Ambon .
Pantauan media ini, sejumlah saksi mata baik tukang ojek, tukang becak, Para Supir Maxim, supir pangkalan yang setiap hari mangkal di daerah tersebut cukup resah dengan kelakuan kelompok anak-anak Lampmer dan segitiga ini bahkan para pejalan kaki dan pengendara Roda duapun dibuat resah dengan ulah kelompok ini.
Beberapa orang yang sering menyaksikan kejadian tersebut sangat jengkel bahkan ada yang sampai menyumpahi mereka karena menurut mereka, kelompok ini seringkali bikin reseh bahkan kalau sudah agak malam mereka menyetop pengemudi becak ketika pengemudi becak setop mereka mulai menghajar (memukul) pengemudi becak .
Pada Selasa sore sekitar pukul 17:30 WIT ketika jurnalis media ini melewati depan gereja Maranatha dari arah Kantor Pengadaian, terdengar suara orang-orang yang sementara berdiri di depan gereja Maranatha mengatakan, anak-anak sana tuh dong biadab e, masa anak-anak sekolah dengan motor jatuh dong seng angkat malah dong pukul , jurnalis media ini balik bertanya, lalu pak dong lihat saja, seng (tidak pukul dong), bapak tersebut menjawab, katong (kita) kaget lai dong su lari.
Lantas sekarang korban dimana? Mereka katakan sudah dibawah oleh teman-temannya, sementara wartawan berdiri tepat dipintu pagar masuk gereja Maranatha, seorang bapak dengan suara emosi mengatakan, kurang ajar bikin katong anak seperti itu, biadab sambil jalan menuju arah halte depan Bank Indonesia diikuti oleh beberapa orang laki2 berumur sekitar 30- 40 tahun.
Karena merasa penasaran jurnalis Demokrasi Maluku.com balik lagi ke para bapak-bapak sepertinya supir Maxim mobil yang setiap hari mangkal depan gereja Maranatha .
Jurnalis bertanya lagi pak kejadiannya bagaimana, bapak-bapak punya foto atau tidak ? mereka menjawab tidak ada tapi yang pasti anak yang membonceng temannya itu dipukul hingga berdara-darah oleh kelompok sambil menunjuk ke arah Lapangan Segitiga.
Dari situ jurnalis media ini menuju lapangan segitiga , sebelum masuk ke dalam jurnalis media ini bertanya kepada salah seorang supir Maxim motor , bu setiap hari parkir disini , dia mengatakan seng setiap hari tapi biasanya sore-dore beta kadang datang ke sini dan setiap beta datang kesini pasti terjadi perkelahian ,seperti kemarin-kemarin waktu ada acara di dalam lapangan segitiga, rupanya saat acara bank Indonesia beberapa hari lalu.
Kalau hari ini beta datang sudah selesai pemukulan jadi beta seng lihat.
Jurnalis Demokrasi Maluku.com kemudian melihat ada seorang polisi, Satpol PP, satu bapak dan satu anak sekolah berdiri tepat didepan pintu Kantor gubernur, polisi tersebut kelihatan berbincang-bincang dengan bapak dari anak tersebut
Jurnalis kemudian memanggil Satpol PP Kantor gubernur dan bertanya bu, tadi bu lihat kejadian pemukulan, dia katakan tidak melihat, dia tiba di TKP sudah selesai. Sambil menambahkan, bapak yang berdiri dengan polisi ini dan anak yang berdiri dengan polisi adalah ayah dari korban (anak berseragam Putih abu-abu) yang dipukul di lampu merah bahkan bahkan pelakunya mengancam anak tersebut dengan alat tajam di hari kemarin.
Jurnalis media ini kemudian menuju tempat ojek depan BI sambil memantau situasi.
Tidak lama kemudian muncul lagi anak-anak berseragam putih abu-abu bersama Kaka korban dan mereka kemudian menuju ke arah lapangan segitiga ramau-ramai guna melakukan pembalasan terhadap kelompok yang memukul teman mereka, Sempat terjadi perkelahian namun dapat dilerai oleh seorang aparat keamanan dengan pakaian olahraga dan salah seorang Satpol PP Kantor gubernur, tak berapa lama salah seorang Satpol PP Kota Ambon juga datang melerai mereka.
Usai kejadian tersebut hingga pukul 18:39 WIT Jurnalis Demokrasi Maluku com masih memantau areal itu, merasa sudah agak aman jurnalis media ini kemudian kembali namun berkoordinasi dengan seorang aparat kepolisian guna pengaman areal tersebut diwaktu-waktu yang akan datang.
Beberapa tukang ojek dikawasan itu meminta PiscOrngaman gabungan TNI-POLRI guna antisipasi kejadian yang sama pada waktu mendatang.
Jurnalis media ini telah mengirim vidio untuk gubernur Maluku maupun Walikota Ambon sambil meminta perhatian terhadap masalah ini, terutama terhadap generasi muda Kota Ambon dan Maluku
(D-02)