Antisipasi Kemarau Panjang Distan Maluku Berkoordinasi Dengan Instansi Terkait

Ambon18 views
Link Banner

Ambon, Demokrasi Maluku : Berkaitan dengan fenomena El Nino terjadi  peningkatan suhu udara, sedangkan La Nina terjadi peningkatan curah hujan.

Terkait dengan itu maka  sektor pertanian  merupakan salah satu sektor yang paling sensitif dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem.

“Jadi kalau misalnya curah hujan tinggi bisa banjir, kalau  panas berkepanjangan bisa menyebabkan kekeringan”.

Dua fenomena ini  hampir terjadi sepanjang musim, dan ini juga menjadi salah satu tantangan terutama bagi kita di Maluku.

Dalam upaya menindaklanjuti arahan pak gubernur meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan di daerah, beberapa waktu lalu, tepatnya bulan Agustus 2023, lDinas Pertanian mengundang  beberapa instansi  terkait diantaranya Balai  Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), kemudian juga dengan balai  klimatologi.

Secara khusus berbicara tentang perubahan iklim,  kita juga  mengundang stasiun meteorologi Maluku untuk  memaparkan bagaimana kondisi Maluku saat ini  setelah kita melihat fenomena El Nino.

Dari hasil koordinasi itu, kita mendapat laporan bahwa Provinsi Maluku  merupakan salah satu daerah yang masuk dalam kategori rendah artinya tidak separah dengan daerah yang lain, demikian Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Dr Ilham Yauda, SP, MSi kepada pers di ruang kerjanya, Jumat (10/11/2023).

Menurutnya, Maluku yang terdiri dari 11 kabupaten kota  memiliki iklim yang beragam yakni  curah hujan dan cuaca yang beragam.

Ambon dengan curah hujan yang tinggi, berbeda dengan daerah-daerah seperti Maluku Tenggara dengan curah hujan sedang bahkanntendah.

“Jadi ada daerah atau kabupaten lain hujan dan yang lain panas .Untuk  saat ini  hampir merata di seluruh kabupaten kota terjadi musim kemarau yang berkepanjangan” .

Bulan November  merupakan   puncak musim kemarau, dimana terdampak pada beberapa komoditas,  terjadi kenaikan harga , harga-harga komoditas terus merangkak naik ;  diantaranya seperti cabe.

“Pada minggu lalu  terjadi kenaikan harga cabe  menembus angka 100.000/kg.

Kemarin tim kami turun ke lapangan untuk mengecek harga pasar, ternyata sudah mengalami penurunan sampai dengan Rp.  60.000 – 70.000/kg”.

Diperkirakan nanti di bulan Desember akan terjadi panen, itu berarti kita  menghadapi hari besar keagamaan yakni Natal dan Tahun Baru

“Itu bisa disiapkan  karena memang cabe itu sebagian besar  diproduksi di Maluku”.

“Jadi dampak kekeringan ini juga menyebabkan banyak yang gagal panen dan tidak bisa melakukan penanaman”.

Beberapa wilayah cukup terdampak seperti kabupaten  Seram Bagian Timur (SBT)  .Dua bulan  lalu, setelah kita berkoordinasi dengan kabupaten kota terutama  Dinas Pertanian setempat kita juga berkoordinasi dengan BSIP, Dinas PUPR , Balai Wilayah Sungai.

Langkah-langkah yang telah diambil dalam rangka penanganan kurang lebih 150 Ha padi di sana.

Padi yang terdampak, telah ditangani  dengan melakukan pompa dan dua bendung yang ada di sana, karena kemarau  juga mengalami sedimentasi yakni  Waimatakapu dan Waiubi  itu sudah dilakukan pengerukan oleh Balai Wilayah Sungai.

Di beberapa wilayah yang lain juga seperti di Pulau Buru memang ada tetapi tidak terlalu ada beberapa spot-spot yang karena kemarin berkepanjangan juga mengakibatkan debit air yang turun

Ini juga sudah kita koordinasi dengan dinas PUPR Provinsi Maluku,  juga Balai wilayah Sungai, sama-sama ambil langkah.

Agar  bisa mengoptimalkan jaringan-jaringan irigasi serta petugas operasional dan perawatan khususnya untuk jaringan irigasi yang ada di kabupaten Buru.

$Kita juga sedang melakukan koordinasi rapat dengan dinas kabupaten / kota agar setiap wilayah  melaporkan jika terjadi kejadian luar biasa atau  terjadi dampak yang sangat  signifikan terhadap kemarau yang panjang”

Sampai dengan hari ini belum ada hanya satu daerah Seram Timur yang melaporkan tetapi daerah lain relatif masih dapat di tangani dengan baik  oleh masing masing kabupaten kota .

Itu kondisi Maluku saat ini jadi sekali lagi walaupun kita masuk dalam kategori rendah tapi kita tetap waspada dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, demikian Tauda  (D-02).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *