Savitri: Perempuan Berhak Jadi Pemimpin
Namrole, Demokrasi Maluku: Momentum kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) guna penyampaian program kerja visi -misi sesuai jadwal dalam menyambutnpesta demokrasi yang bakal berlangsung di tanggal sembilan (9) Desember tahun ini di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) benar2 dimanfastkan oleh Pasangan Calon (Paslon) nomor urut tiga (3) Hj Safitri Malik Soulisa dan Wakil Bupati Gerson Eliaser selsily yang di Sapa (SMS-GES).
Dalam waktu empat hari kampanye pasangann ini melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) menyapa 15 Desa di Kecamatan Leksula.
Paslon SMS-GES Kunjungan 15 Desa di Kecamatan Leksula dalam waktu 4 hari itu di dasari atas jadwal yang dikeluarkan pihak penyelenggara KPU Bursel dimana kunjungan tersebut belangsung pada hari Senin 16 hingga Kamis 19 November termasuk Desa Terkuri Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dilakukan 125- Grahwaen 210- Waemulang 867- Walunhelat 142- Bobong 109- Waeturen 545- Waehaka 297- Waemala 446- Waewaly 161- Ewiri 1.006- Sialale 215- Tifu 247- Neath 417- Liang 388 dan Desa Kase 322 orang.
Dari 15 desa yang dikunjuungi Paslon SMS-GES bersama Ketua tim Koalisi 10 Partai yang dipimpin Ahmadhan Alwi Loilatu bersama pimpinan Parpol dalam orasi di atas panggung politik, masyarakat yang merasa senang dan bersuka ria dan menjadi kepuasan tersendiri, setelah Para pimpinan Parpol atau Balon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 3 menjampaikan Visi dan Misi Lima tahun kedepan.
Perempuam Berhak
Hj Safitri Malik dalam orasi politik Menuturkan, Perempuan berhak untuk menjadi / maju menjadi calon Bupati dan ini semua didasari pada undang-undang, buka Beta sebagai pimpinan adat atau kwasan, Soa dan raja, akan tetapi Bet5a maju sebagai pimpinan politik yang akan merebut menjadi Bupati dan jabatan Bupati Kata HJ Safitri bukan milik Beta pung Suami, tetapi jabatan Bupati Beta akan bekerja dengan Lawan- Lawan Paslon lain timbangan pesta demokrasi ini jangan menjadi buah bibir dihari esok.
Dong yang lain bilang Perempuan balong bisa jadi seorang Bupati di Bursel, sementara perempuan sudah jadi tokoh pimpinan, terbukti dimana Gubernur Jawa Tumur itu Perempuan, Walikota Suarabaya itu Perempuan, Ibu Mega Wati juga pernah jadi Presiden, Kades- Kades juga Perempuan jadi Kapala Desa di Kabupaten Bursel, kalau Dong bilang Perempuan tidak bisa menjadi pemimpin kalau bagitu katong jang kase sekolah katong pung anak perempuan laii setuju kaseng?
Menanggapy ucapan Balon Bupati Kata Masyarakat dari seorang Perempuang dengan suara lantang berteriak, Dong calon yang lain itu, bukan lahir dari kaum perempuan dan Dong itu hanya menyampaikan berita pembelajaran pembodohan, fitnah, Adudomba dan Hoaks terhadap masyarakat, karena Dong itu tidak ada materi untuk menyampikan visi dan misi, yang ada hanya melakukan pembodohan dan melecehkan kaum Perempuan.
Warga Bursel yang terdiri dari berbagai suku, baik itu suku Sulawesi Tenggara (Sultra), Warga Adat buru dari Pesisir hingga Pegunungan, Jawa, Sumatra, Ambon, Seram, Ternate dan suku yang lain pernyataan sikap di tanggal 9 Desember kami siap mencoblos Paslon nomor urut 3. (Adam Kiat).