Kades Nuruwe Tanggapi Pernyataan Keluarga Pemilik Lahan, Sebut Sudah Lakukan Koordinasi Dengan Isteri Pemilik Lahan.

Hukrim352 views

Nuruwe- Demokrasi Maluku : Kairatu Barat.Menanggapi pernyataan keluarga Pemilik lahan di Desa Nuruwe , Maria Matahelemual SH terkait dugaan penyerobotan lahan yang dilakukan oleh Pemdes Nuruwe, Kepala Desa Nuruwe Simon Matital langsung menanggapinya.

Saat ditemui Di Kantor Desa Nuruwe, Desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, Senin, (18/4/2022)Matital menyatakan bahwa, untuk penggusuran sejumlah lahan masyarakat Nuruwe yang berada pada jalur kali mati yang menyebabkan terjadinya banjir, sehingga berdampak pada putusnya akses jalan trans seram tersebut.

http://demokrasimaluku.com/wp-content/uploads/2024/08/20240817_081242-6.jpg

Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Masyarakat Nuruwe pemilik lahan, sementara pihak BPD Nuruwe juga telah melakukan pendekatan dengan Isteri Almarhum Berty Matahelemual, pemilik lahan ditepi jalan itu , dimana hasilnya isteri Almarhum menyatakan tidak keberatan lahannya dilakukan penggusuran, nanti setelah penggusuran baru dilihat kembali.

Setelah koordinasi dilakukan, maka pihak Pemdes Nuruwe kemudian melakukan penggusuran lahan yang menjadi jalur kali mati tersebut,dimulai dari arah tepi hutan sampai ke jalan Trans Seram yang melalui Desa Nuruwe itu.

” Jadi akibat penggusuran itu, bukan saja Antua ( Pak Berthy Matahelemual ) punya lahan yang kena tetapi juga warga lain juga yang kena gusur dengan sejumlah tanaman Mereka ” ungkap Matital.

Kemudian dikisahkan Matital, tiga hari setelah penggusuran itu, dirinya ditelepon Maria Matahelemual , tetapi karena tidak mengetahui identitas penelponnnya maka Kepala Desa tidak mengangkat, tetapi ketika dirinya di SMS dengan memberitahukan identitas penelpon Kepala Desa itu kemudian mengangkatnya .

Dari Pembicaraan antara Kepala Desa dan Maria Matahelemual itu,kemudian disepakati bahwa kedua belah pihak akan bertemu di Desa Nuruwe untuk membicarakan persoalan tersebut.

Tiga hari paska pembicaraan itu, Kades Nuruwe ini mengatakan dirinya ditelepon oleh personel Polisi dari Polres SBB yang intinya menyuruh dirinya datang ke Polres SBB untuk menemui Ibu Maria Matahelemual guna membicarakan penggusuran lahan tersebut.

Tetapi dirinya menolak karena sebelumnya ada kesepakatan dari Ibu Maria dan dirinya untuk berbicara bersama di Nuruwe, selain itu juga Kades Matital juga menyatakan, jika pihak kepolisian memanggilnya untuk membicarakan persoalan itu harus ada undangan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, akibat hujan deras di Desa Nuruwe pada Rabu, (30/3/2022) menyebabkan aliran air dari kali mati yang sudah tertimbun, sehingga terjadi banjir di Desa tersebut, bahkan aliran air yang deras tersebut memutus akses jalan Trans Seram yang melewati Desa Nuruwe tersebut ( Nicko Kastanja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *