(oleh Alvian Sapulette) Desen Niaga
politeknik negeri ambon Jurusan Administrasi
Ekonomi Rumah Tanggga.
Memahai ekonomi rumah tangga, diawali dengan kata ekonomi dari bahasa Yunani yaitu : “Oikos” yang berarti rumatangga dan “nomos” yang berarti aturan. Kedua kata dimaksud secara asli diartikan sebagai aturan atau pedoman untuk mengatur rumah tangga atau goog management of the household. Dari asal kata ekonomi di atas dmaknakan sebagai pedoman untuk mengatur rumah tangga. Rumah tangga adalah kumpulan orang yang terdiri dari ayah, ibu dan anak bagaimana mengatur memenuhi keperluan kehidupan, dalam batas yang demikian ekonomi dari segi ilmu dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup tersebut dalam rangka untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Guna mewujudkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga baiknya ada pengertian suami istri bersepakat secara bijaksana menghidari kosep satu dompet, dan dua dompet, melainkan satu hati yaitu semua pendaptan yang didapat oleh suami atau istri disatukan dan dikelolah istri dan kapan-kapan dikontrol oleh suami untuk tercipta tata kelolah pendapatan baik dan benar sebagai berkat Allah.
Masalah-Masalah Ekonomi Keluarga
kelompok masyarakat dikelompokan kecil, menegah dan atas Kehidupan dan dinamika keluarga ditemui masalah-masalah yang terjadi dampak atau akibat dari terbatasnya pemahaman membangun ekonomi keluarga atau sikap hedonis yang berkaitan dengan gaya hidup antara lain sebagai berikut :
a) Pendapatan banyak ko kenapa tidak cukup? Kenapa uang kurang?
b) Tanggal muda uang ada/ tanggal tua seng ada uang
c) Anak mau sekolah atau kuliah masalah
d) Masalah emergensi (dadakan seperti sakit atau keperluan lainnya)
e) Su hemat tapi ko seng cukup saja
f) Masalah anak baptis
g) Masalah anak sidi
Pendapatan Keluarga
Memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomi keluarga yang beragam seperti ; makan, minum, pakai, perumahan, pendidikan anak-anak, kendaraan bermotor, berlibur dan lainnya, sebagai rumah tangga keluarga dihadapkan dengan pendapatan baik keluarga kaya, cukup dan miskin yaitu bagaimana dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup yang serba kompleks, gaya hidup hidonis dengan pendapatan.
Pendapatan keluaga adalah semua penghasilan gaji bulanan, tapi juga termasuk insentif yang kita dapat bila menerima upah lembur hingga keuntungan bila kita berwirausaha atau berinvestasi. Untuk mengatur keuangan rumah tangga yang efektif, perlu kita lakukan adalah menghitung seluruh pendapatan yang masuk selama satu bulan
Ini penting dilakukan agar bisa mengalokasi pendapatan yang dimiliki ke kebutuhan yang harus Anda penuhi. Ingat, yang pertama harus dipenuhi adalah kebutuhan yang bersifat primer. Dengan menghitung seluruh pendapatan, mengatur keuangan rumah tangga menjadi lebih mudah kalau kita punya manajemen pengelolaan yang diatur sebagai berikut :
Buat prosentase alokasi pendapatan :
Persepuluhan dan persembahan berapa %
Kebutuhan consumsi berapa %
Dana emergensi berapa %
Kewajiban kredit berapa %
Menabung/investasi Pendidikan berapa %
Iman, Budaya dalam konsep ugahari
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Iman harus dimaknakan melalui doa dari seseorang atau manusia pada Tuhan yang ia percaya, untuk itu sebagai orang percaya harus mencari, mengetok dan meminta supaya mendapat apa yang diminta dari Tuhan. percaya kepada Allah dalam pengharapan tentang janji menjalani kehidupan sebagaimana Ibrani 11: 6, tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Iman menjadi petunjuk bagi keluarga Kristen mengarungi kehidupan zaman modern, mengahapi tantangan ekonomi, tantangan Pendidikan, tantangan teknologi, tantangan sosial budaya dan tantangan mendapatkan perkerjaan bagi usia angkatan kerja guna memperoleh pendapatan yang cukup memenuhi kebutuhan hidup. IMAN membangun kepercayaan dari pembelajaran hidup dalam ketekunan yang dapat menghasilkan nilai-nilai budaya dari pengalaman dan peristiwa yang dialami.
Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena budaya menceritakan peristiwa dan pengalaman yang didalamnya ada kejadian-kejadian iman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Demikian menurut Ralph Linton: budaya adalah segala pengetahuaan, pola piker, perilaku, ataupun sikap yang menjadi kebiasaan masyarakat dimana hal tersebut dimiliki serta diwariskan oleh para nenek moyang secara turun-temurun.
Menurut Sundoro Tanuwidjaja (https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/JTKI/) Sebagai orang Kristen melihatnya harus selalu berpijak dari apa yang diajarkan oleh Kitab Suci, yaitu kebudayaan manusia mulai terbentuk sejak Penciptaan. Penciptaan dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa disamakan, sebab penciptaan adalah apa yang Allah karyakan sedangkan kebudayaan apa yang manusia karyakan. Kejadian 1:28; 2:15, membuktikancikal bakal kebudayaan adalah terciptanya manusia, dengan demikian dimana ada manusia disitu ada kebudayaan. Namun demikian harus dapat membedakan antara Penciptaan dengan Kebudayaan. Perbedaan yang paling signifkan adalah Penciptaan adalah karya yang berawal serta bersumber dari Pribadi Allah, sedangkan kebudayaan adalah bagian dari ekspresi dan karya manusia.
Budaya dalam prespektif iman Kristen adalah seluruh karya cipta manusia sebagai pemberian Allah yang harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan dan kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya sebagai karunia Tuhan haruslah kita hargai dan manfaat ditnjau dari Alkitab perjajian lama Yesaya 28 : 26 mengenai adat kebiasaan ia tela diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya.
Dari pengertian budaya dapat kita lihat nilai-nilai budaya dalam kehidupan warga Gereja Protestan Maluku yang hidup dan terpelihara dalam kehidupan umat dan jemaat-jemaat antara lain : budaya berdoa sebagai orang percaya contoh sebelum makan berdoa, sebelum tidur berdoa, budaya maso minta mempelai Perempuan untuk upacara pernikahan, budya lantik raja secara adat dan gereja, budaya makan patita dan satu hal yang menjadi focus dalam karya ini adalah budaya orang sidi, dan budaya orang baptis dalam lingkup Gereja protestan maluku konsep ugahari.
Anak Baptis dan Sidi baru anggota Gereja Protestan Maluku adalah peristiwa iman tapi juga berkaitan dengan tradisi atau budaya yang patut dievaluasi sebagai keluarga Allah dijaman yang sudah jauh berbeda dengan jaman lampau, Dimana jaman mengalami perubahan, ekonomi semakin sulit, biaya hidup, biaya perumahan , biaya Pendidikan, biaya konsumsi meningkat. Persoalan-persoalan ini berhubungan dengan masalah-masalak ekonomi keluarga yang disampaikan di atas. Untuk acara baptis dan sidi sebagai gereja (GPM) sudah menyuarakan konsep Ugahari yang bentuk sosialisasi dilakukan kepada para pelayanan (pendeta, majelis dan perangkat organisasi gerejawi) demikian juga dalam pemberitaan (Khotbah) yang dimaknai dengan Tema bulan yang dicapai melalui tema-tema mingguan guna memberikan pemahaman/penyadaran tentang pola hidup sederhana. Kenyataannya berbeda yang terjadi ada banyak keluarga yang karena memaknai budaya atau tradisi makan minum, pinjaman kredit menjadi pilihan.
Dalam pengamatan yang kami lakukan, kecenderungan diadakannya syukur bagi acara baptis maupun sidi baru di Gereja Protestan Maluku, secara rata-rata orang tua/keluarga dapat mengeluarkan dana sebesar Rp. 20 s/d Rp. 30 juta. Syukur yang dilakukan itu berupa pesta-pesta dengan sedemikian mewahnya, sehingga berdampak pada timbulnya kesepakatan perikatan hutang piutang. Kita harus ingat bahwa gereja dalam hal ini Sinode GPM telah sejak lama mencanangkan program Spiritualitas Ugahari, sebagai bentuk kepedulian gereja terhadap pola hidup warganya, untuk dapat terbebas dari jerat kemiskinan. Spiritualitas Keugaharian, sebagaimana dipahami adalah: cara menghayati dan menjalani kehidupan yang didasarkan pada etos hidup berkecukupan dan kesediaan untuk berbagi dengan orang lain, serta merupakan penolakan terhadap etos dan struktur keserakahan global.
Sebagai manusia, sering kali kita merasa tidak cukup atas apa yang kita miliki. Padahal Alkitab mengajarkan kepada kita untuk merasa cukup bagaimana pun keadaan kita. Seperti yang tertulis dalam Filipi 4:11, “Kukatakan ini bukanlah karena keinginan pribadiku, sebab aku telah belajar mencukupi diri dalam segala keadaan”. Seharusnya kita bisa mengilhami seperti apa yang tertulis dalam Filipi tersebut.
Belajar dari Doa Bapa Kami (Matius 6 : 9-15) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, memberi pemaknaan tentang cukup. Cukup adalah konsep yang sulit. Cukup bagi seseorang belum tentu cukup bagi orang lain. Ini berkaitan dengan gaya hidup (life style) yang kerap kali rasa malu atau gengsi apabila tidak merayakan dengan pesta. Konsep ugahari mengajari kita untuk memaknai hidup dewasa ini melihat hari-hari untuk memanfaatkan berkat pendapatan membiayai kebutuhan makan minum yang cukup, investasi biaya Pendidikan buat anak meraih masa depan, investasi untuk keperluan hidup lainnya. Ekonomi adalah usaha menghasilkan barang atau jasa(kerja) mendapat pendapatan dengan iman kita maknai nilai-nilai budaya manfaatkan berkat dalam konsep ugahari. Pola hidup sederhana cara hidup menyongsong harmoni dan Bahagia.