Ambon, Demokrasi Maluku : Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Irjen Pol Martinus Hukum, S. Ik, M. Si berharap generasi Maluku yang akan datang akan lebih baik dari generasi Maluku saat ini bahkan sebelumnya.
Pernyataan ini disampaikan usai acara puncak reuni angkatan 1987 SMA Negeri 3 Ambon di kompleks persekolahan SMA N 3 Ambon, Rumatiga Kecamatan Teluk Ambon Senin (6/11/2023) .
Menurutnya, untuk mencapai harapan ini maka anak-anak kita hendaknya diberi bekal ilmu pengetahuan dan motivasi diri. ‘ Jadi harus dua, arah antara pengetahuan dan motivasi diri, karena semua anak punya kemampuan, tinggal bagaimana mengasahnya”.
Sebagai orang tua dan guru bagaimana mengarahkan, mengajar, membimbing sedangkan anak- anak bagaimana memotivasi diri dengan kemampuan yang ada, harus bekerja keras, belajar keras, ulet dan pantang menyerah.
Apabila mengalami kegagalan tak boleh menyerah tapi harus terus mencoba hingga apa yang di cita-citakan bisa diraih.
Kalau sudah mencoba dan tidak bisa, itu berarti TUHAN menghendaki kita ditempat lain, katanya.
Latar belakang keluarga, latar belakang sekolah tak jadi masalah, yang terpenting adalah kemauan yang keras, belajar dengan sungguh, agar bisa berhasil.
Sebelumnya Kadensus diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan bahkan motivasi bagi siswa-siswi SMA Negeri 3 Ambon pada acara puncak sore itu.
Martinus Hukom mengatakan, kurang lebih 40 tahun, kita sudah meninggalkan sekolah ini, kita memulai pendidikan disini sejak tahun 1984-1987.
Kita duduk dalam ruang-ruang kelas ini, kalau ruang- ruang kelas ini bisa berbicara siapa kita, ruang kelas ini akan mencatat satu persatu keringat kita, kerja kita, kelakuan kita.
Ruang kelas ini telah membuat kita telah menjadi orang-orang yang sudah matang, kita melampaui segala proses, terpencar ke mana-mana, ada yg jadi polisi dokter, pengacara, dosen, kepala dinas dan lain-lain. Sekolah ini telah menempa kita semua menjadi org bijak,
Saya lahir di Nusalaut,menamatkan pendidikan SMP di negeri Ameth, datang ke Ambon dan masuk di SMA N 3 Ambon.
Ketika terjadi pertarungan disini, saya sulit masuk karena dari Rayon diluar SMA N 3, hampir– hampir saya tidak diterima, saya waktu itu menangis, dan orang tua saya menganjurkan saya masuk Sekolah Pendidikan Guru (SPG), sementara cita-cita saya menjadi dokter atau Sarjana Hukum.
“Puji Tuhan dengan segala proses saya bisa masuk SMA N 3 Ambon”.
Saya kelas 1,1 bersama teman-teman yang lainnya Novi Wenno, Nia, Irwan Solissa dan lainnya. Kelas 1,1 ini kumpulan anak-anak dengan nilai- nilai terbaik di jenjang SMP.
Setelah lulus, saya test Akpol tapi tidak lulus, saya masuk kuliah di Fakultas Pertanian Unpatti, Prodi Hapen, namun tak selesai karena saya kembali test Akpol dan saya saya lulus.
Karier saya di bidang anti teror.
Untuk bergabung dalam unit anti teror, tidak. mudah, harus punya analisa yang tinggi, namun itu semua diberikan oleh TUHAN.
Hingga saat ini saya memimpin Detasemen Khusus anti teror di Polri.
“Saya berharap atas doa semua yakni guru, orang tua, siswa dan kita semua agar saya bisa punya, karier yg lebih, masih 3,5 tahun lagi saya berkarier di Polri”
Lebih lanjut Nus (panggilan akrab orang nomor satu di Densus 88) mengemukakan, pihaknya berikan buku sebanyak 736 buah, buku-buku itu isinya bisa dibaca dan bisa jadi ilmu pengetahuan untuk dibawa selamanya.
“Ada satu kata bijak yang saya ambil dari Alkitab yang ditulis Salomo atau Sulaiman yakni dimana ada harta disitu hatimu berada”.
“Harta yang terindah adalah pengetahuan, taruh hatimu di pengetahuan, supaya kalian bisa berhasil”.
Dulu sulit sekali untuk kita mendapat akses informasi, saat ini sudah sangat mudah dengan kecanggihan ilmu dan teknologi, tapi jangan terlalu percaya dengan goggle sepenuhnya.
“Saya anjurkan adik-adik semua bisa belajar dari buku maupun goggle, membaca akses kepada informasi”.
Saya mau bilang kepada kita semua bahwa kita harus bangga menjadi Bagian dari SMA N3 Ambon, karena sejak dulu Siswa SMA N 3 Ambon sudah mengukir prestasi yakni salah satu teman kami Irwan Soulissa boleh mendapat beasiswa untuk menjadi mahasiswa di Belanda ketika itu, namun TUHAN telah memanggil dia mendahului kita.
“Jadi SMA 3 pada zaman itu, sudah punya prestasi, “kata dia.
Dalam acara, tersebut Alumni 1987 memberikan 736 buah buku baik untuk anak didik maupun bagi para guru, yang diserahkan oleh Kadensus 88 Martinus Hukom, sebaliknya Kepala SMA N 3 Ambon M. Djois Sangadji, S. Pd. M. Pd
menyerahkan cendera mata bagi angkatan 87.
(Ritta.E.Lekatompessy)