MAKASSAR – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kebijakan Penangkapan Terukur, khususnya untuk wilayah timur Indonesia telah menimbulkan dampak positif diantaranya munculnya usaha baru yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja hingga meratanya pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir.
Hal tersebut disampaikan disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Bisnis dan Investasi Maluku Baileo Exhibition di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/2/2022) kemarin.
“Melalui penangkapan ikan terukur ini, kita ingin membawa perikanan di tanah air ke dalam era baru yang lebih maju, lebih menyejahterakan, lebih berkeadilan sekaligus lebih berkelanjutan,“ ucap Menteri Trenggono dilansir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/2/2022).
Menurutnya, penangkapan Ikan Terukur mengubah pendekatan input control menjadi pendekatan output control, di mana pengendalian dilakukan dengan menerapkan sistem kuota penangkapan ikan dan zonasi sehingga pemanfaatan sumber daya ikan dapat sesuai dengan daya dukungnya.
“Kuota penangkapan akan diberikan kepada investor, nelayan lokal, dan penghobi. Sedangkan zonasi penangkapan akan dibagi dalam enam zona termasuk di dalamnya zona spawning and nursery ground,“ ujarnya.
Menteri Trenggono menerangkan, dari enam zonasi tersebut, Zona 03 yang paling banyak mencakup wilayah timur Indonesia. Areanya meliputi WPPNRI 715, 718, dan sebagian 714 yaitu perairan Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur. Potensi ikan yang bisa ditangkap di zona ini sebesar 3,9 juta ton, dengan nilai produksi sekitar Rp117 triliun.
“Melalui penerapan kebijakan penangkapan terukur di Zona 03, maka prospek bisnis dari multiplier effect ekonomi diperkirakan mencapai Rp154,44 triliun. Ini juga akan mendukung implementasi program Maluku Lumbung Ikan Nasional,“ terangnya.
Trenggono mengatakan, wilayah timur Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha maupun kelompok nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan dari usaha turunan yang dapat dikembangkan seperti usaha pengolahan ikan, toko perbekalan melaut, pabrik es hingga apartemen nelayan. Dari berbagai usaha tersebut, diprediksi akan menyerap sekitar 571.650 tenaga kerja yang terdiri dari awak kapal, pekerja UPI, dan pekerja bongkar muat & informal.
“Saya berharap potensi perikanan ini bener-bener dilaksanakan di wilayah tersebut. Jadi bisa kita bayangkan kalau semuanya ada di wilayah itu, maka ekonominya pun tumbuh di sana. Ini merupakan trigger untuk pertumbuhan ekonomi di daerah, sehingga tidak “Jawa sentris”, melainkan menjadi “Indonesia sentris,“ tandas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
Penulis : Patrick Papilaya
Noted : (FOTO Dokumentasi KKP) : Saat Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono hadiri Forum Bisnis dan Investasi Maluku Baileo Exhibition di Makassar.