Namrole, Demoksi Maluku : Bupati Kabupaten Buru Selatan Tagop Sudarsono Soulisa dikukuhkan atau diberi gelar adat sebagai Daeng Perani dan Safitri Malik Soulisa (bupati terpilih) juga dikukuhkan/diberi gelar adat sebagai Tenri Upe oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Penyerahan Gelar oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Buru Selatan, berlangsung di Kantor Bupati setempat, Sabtu (12/6-2021).
Daeng Perani adalah orang yang berani, orang yang pertama yang menjadi pemimpin. Telah berkorban serta berkontribusi untuk membangun Negeri /Kabupaten Buru Selatan.
Sedangkan Gelar Tenri Upe yang diberikan kepada Safitri Malik Soulisa , adalah orang yang memiliki kepemimpinan.
Sehingga diharapkan ibu Bupati terpilih dapat membawa berkah pembangunan dan kemajuan Buru Selatan.
“Pura babara’ sompekku, pura tangkisi’. Layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang. Lebih baik tenggelam dari pada kembali, demikian peribahasa Bugis dari Sulawesi Selatan.
Selain gelar adat juga dilakukan pelantikan kepada pengurus KKSS dan IWSS Kabupaten Buru Selatan masa Bhakti 2021-2026.
Bupati Tagop Soulisa dalam sambutannya mengatakan,
“Saat ini saya merasa bangga, karena saya diberikan tanda kehormatan, penghargaan gelar adat ,” ucap Tagop.
Tak bisa memungkiri sejarah, tak bisa juga memungkiri garis keturunan, asal muasal , pertalian dan hubungan darah, karena disitulah diketahui bibit, bobot dan bobot seseorang.Hal ini harus diketahui oleh kita semua.
Selanjutnya bupati katakan, “Kita tahu peran penting keluarga besar KKSS selama ini sangat luar biasa, partisipasinya bagi pembangunan di Bursel sangat nyata”.
KKSS sudah menjadi bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat lokal, kata Soulissa
Lanjut dia, ketika kabupaten Buru Selatan ini dimekarkan, orang yang sering membantunya adalah Haji Firma salah satu warga KKSS yang ada di Buru Selatan, masyarakat KKSS sangat menjunjung tinggi falsafah, “dimana bumi dipijak, di situ langit di junjung”.
“Kita harus berbangga, sebagai orang Buru, terutama masyarakat Buru Selatan, masyarakat yang bisa menerima secara totalitas siapa pun masyarakat yang datang ke sini,” ujar Bupati.
Kata Bupati dua periode ini, sejarah Buru tidak bisa dilepas pisahkan dengan Kesultanan Goa dan Kesultanan Buton. S ejarah itu nyata.
“(KKSS) adalah bagian masyarakat yang selama ini telah memberikan kontribusi yang luar biasa buat orang Buru,” jelas Tagop.
Tagop juga meminta maaf Ketua IWSS Provinsi Maluku karena istrinya Safitri Malik Soulisa sebagai Bupati terpilih tidak sempat menghadiri acara ini.
Mengakhiri sambutannya Tagop menyampaikan terima kasih KKSS dan IWSS Buru Selatan yang telah dilakukan sebagai keluarga besar Sulawesi Selatan.
Ketua BPW-KKSS Maluku H. Muspida Suyuti dalam sambutannya pada acara tersebut mengemukakan, prinsip orang Bugis, diamana tanah di injak, disitulah langit di junjung
Dibuktikannya bahwa, orang Bugis datang untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Sebutnya, ditengah pemukiman masyarakat pasti ada kios orang Sulawesi Selatan yang berjualan.
Dikatakan, orang Sulawesi Selatan menjadi agen pembangunan. Akan berupaya memenuhi semua kebutuhan sosial, kebutuhan masyarakat, kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat, ujarnya.
“Kalau ke pasar, bisa dilihat, berapa banyak orang Bugis, pasti penjualnya adalah orang Bugis. Ditambah dengan saudara kita orang Buton, dan itu dari Sulawesi,” ujarnya.
Pintanya kepada orang Bugis dan Buton agar masuklah dalam Kai Wait. Karena sudah datang kesini berarti saudara.
Ia berharap kepada KKSS menempatkan diri dan harus menjadi bagian penunjang program-program pemerintah.
“Pak bupati tidak meminta apa-apa, bupati hanya meminta dukung yang menjadi program pemerintah”. “Kalau kita dukung kita bisa aman, kita bisa damai, memenuhi seluruh kebutuhan kita,” ujarnya.
Lanjutnya, yang dilakukan oleh pemerintah, adalah yang terbaik karena telah dikaji oleh para ahli, bukan keinginan oleh Bupati, kata dia pula.
Katanya ada seorang tarian Bugis Makasar, yang menghunuskan kerisnya di depan raja. Artinya, ketika masyarakat itu sudah berpihak dan menghormati rajanya, dirinya sebagai jaminan untuk keselamatan rajanya.
“Tarian itu berdemonstrasi menyampaikan keberpihakannya bahwa saya mendukung raja. Dan ketika saya mendukung raja, saya adalah jaminannya. Artinya, dia rela mati demi mengantar program pemerintah. Itulah karakter orang Bugis Makassar,” jelasnya.
Ia menitipkan masyarakat KKSS kepada bupati dan bisa disampaikan kepada Bupati terpilih Safitri Malik Soulisa, bahwa potensi masyarakat Sulawesi Selatan cukup besar, bisa kerja sama.
Tak lupa dia meminta kepada warga Sulawesi Selatan agar doakan kepada Safitri Malik Soulisa dan Gerson Eliezer Selsily agar sehat selalu dan diberikan kekuatan untuk dapat melanjutkan program Bupati sebelumnya.
“Agar Buru Selatan ini menjadi kabupaten yang bisa memiliki kesamaan kesejahteraan masyarakat, seperti kabupaten/kota lainnya di provinsi Maluku,” harapnya.
Disebutnya, masyarakat KKSS di Buru Selatan harus mampu mengangkat Buru Selatan keluar kemiskinan, “jangan kita bangga dianggap sebagai orang miskin,” sebutnya.
Pintanya kepada bupati agar manfaatkan potensi mereka dan bimbing mereka agar bisa menjadi warga yang produktif.
“Sehingga Buru Selatan bisa keluat dari kemiskinan melalui program pemerintah yang dapat mensejahterakan masyarakat,” pintanya.
Hadir dalam acara itu, Bupati Tagop Sudarsono Soulisa bersama Wakil Bupati terpilih Gerson Eliezer Selsily, Ketua DPRD Muhadjir Bahta, Ketua BPW-KKSS Maluku H. Muspida Suyuti, Ketua KKSS Bursel H. Kharudin dan Sekertaris Said Sabi. Ketua IWSS dan Sekertaris IWSS Buru Selatan.
Usai pelantikan dilanjutkan dengan Rakerda ke-I BPD KKSS dan PC IWSS Buru Selatan.
Pelantikan BPD KKSS dan PC IWSS Kabupaten Buru Selatan sebagai upaya meneguhkan nilai luhur Sipakatau (saling menghargai), Sipakainga (saling mengingatkan), Sipakalebbi (saling menghormati) dalam bingkai Kau Tunggu menuju Buru Selatan yang unggul, maju dan sejahtera.(Adam Kiat)