Lantik Pengurus Pusat Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Bamsoet Ingatkan Bahaya Informasi Hoax Pandemi Covid-19

nasional603 views

JAKARTA- Demokrasi Maluku: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menaruh harapan besar terhadap kehadiran Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), akan melengkapi berbagai entitas kelembagaan yang telah lahir sebelumnya. Seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).

JMSI yang dideklarasikan pada 8 Februari 2020 di Banjarmasin, lahir dari keinginan kuat para pengelola media siber di berbagai daerah untuk membangun pers yang sehat dan profesional.

http://demokrasimaluku.com/wp-content/uploads/2024/08/20240817_081242-6.jpg

MmTujuan dan niat mulia tersebut patut didukung oleh segenap pemangku kepentingan, terutama para insan pers, “ujar Bamsoet saat mengukuhkan Pengurus Pusat JMSI periode 2020-2025, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (25/11/20).

Ketua MOR RI ke-20 yang juga insan jurnalis ini meyakini, pers ‘sehat’ yang menyajikan informasi akurat, objektif, dan seimbang, pada orientasi akan mendorong terwujudnya masyarakat yang ‘sehat’. Yaitu masyarakat yang ‘melek’ pengetahuan dan bijak dalam menyikapi informasi.

“Hadirnya pemberitaan yang sehat juga dapat menjadi penyeimbang sekaligus filter atas informasi menyesatkan yang begitu mudah tersebar melalui berbagai platform media sosial. Baik yang bersifat mis-informasi, dis-informasi, atau mal-informasi,” tandas Bamsoet.

Calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) memaparkan, sebagai gambaran, Kementerian Kominfo mencatat hingga 20 Oktober lalu, terdapat 2.020 konten ‘infodemik, yaitu informasi menyesatkan / hoax terkait pandemi Covid-19, yang dilihat di media sosial.

Sedemikian berbahayanya infodemik tersebut, hingga membuat Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, peringatan peringatan keras.

“Infodemik dapat lebih berbahaya dari virus Covid-19 itu sendiri. Karena, informasi menyesatkan yang demikian cepat menyebar, menjadikan publik kesulitan mengidentifikasi hal yang benar dan yang salah. Sehingga menyikapi dan menindaklanjuti informasi tersebut dengan cara yang juga salah,” papar Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada semua sektor kehidupan. Tidak terkecuali dunia jurnalisme, di mana pandemi berdampak nyata bagi bisnis media, yang pada akhirnya juga bermuara pada kesejahteraan jurnalis.

“Dengan berbagai keterbatasan gerak dan berbagai tantangan, saya sangat berharap media tetap mengedepankan profesionalisme, menyajikan muatan pemberitaan yang mencerdaskan, dan memprioritaskan kepentingan publik,” pungkas Bamsoet. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *