*Oleh: Udin Waliulu* (Pemerhati Politik SBB)
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada Pemilu Legislatif (Pileg) di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) tahun 2024 lalu telah menoreh hasil yang membanggakan. Yaitu menjadi pemenang Pemilu. Hal ini dibuktikan dengan hasil penetapan KPU yang menetapkan PDI Perjuangan memperoleh 5 kursi dengan perolehan suara terbanyak. Dengan demikian, PDI Perjuangan akan tampil sebagai Ketua DPRD SBB untuk periode 2024-2029 mendatang.
Tampil sebagai pemenang Pileg 2024. Tentu PDI Perjuangan kini menjadi perhatian. Menjadi topik diskusi publik terkait perannya nanti di Pilkada SBB, yang akan dihelat 27 November 2024 mendatang. Apakah PDI Perjungan juga bisa meraih kemenangan sama seperti Pileg kemarin? Tentu tergantung figur yang akan diusung dan solidnya kerja partai.
Seperti diketahui. Sejak Kabupaten SBB berdiri tahun 2003 lalu. Telah terjadi Pilkada 3 kali. Dan PDI Perjungan selalu kalah alias semuanya kalah.
Pada Pilkada tahun 2006 misalnya, PDI Perjuangan saat itu mengusung kadernya dari wilayah Seram Barat, Evert Karmite, dari Desa Kaibobu (desa adat), dan kalah.
Pilkada tahun 2011, PDI Perjuangan mengusung sosok dari suku Buton atas nama Irwan La Aru, juga kalah.
Pilkada tahun 2017, PDI Perjuangan mengusung kadernya dari wilayah Kairatu Raya, Samson Atapary, dari Desa Tihulale (desa adat), namun juga tetap kalah.
Untuk itu, pada Pilkada 2024 kali ini. PDI Perjungan perlu mempertimbangkan untuk mengusung figur dari wilayah Huamual, Desa Luhu (desa adat), . Dan lebih baik lagi, kalau itu adalah kadernya sendiri.
Jika PDI Perjuangan berani mengusung figurnya dari Huamual, Desa Luhu, maka potensi kemenangan di Pilkada 2024 ini sangatlah terbuka.
Kembali ke Pilkada 2017. Mestinya pada Pilkada 2017 itu PDI Perjungan menang. Pasalnya pasangan Samson Atapary – Sufi Majid yang diusung saat itu cukup mumpuni. Pasalnya, selain duet PDIP-PKS yang terkenal solid, status Samson Atapary saat itu sebagai anggota DPRD Maluku aktif, 2 periode. Dan Suhfi Majid saat itu juga anggota DPRD Maluku aktif, 3 periode.
Mereka dikalahkan oleh pasangan M.Yasin Payapo – Timotius Akerina yang diusung partai Hanura – Nasdem. Konon pasangan Yasin-Tomotius saat itu minim uang. Tapi tetap menang. Salah satu faktor kemenangan mereka, karena Yasin Payapo berasal dari desa besar (Luhu) dan Dapil besar (Huamual).
Pada Pilkada SBB tahun 2024 ini, kemenangan PDI Perjuangan akan terbuka lebar. Pasalnya, PDI Perjungan ada punya kursi di 5 Dapil yang kapan saja siap digerakan. Kemudian ditambah lagi dengan solidnya kerja-kerja politik dari semua kader PDI Perjungan yang ada di cabang, ranting hingga anak ranting.
Untuk memenangkan pertarungan di Pilkada 2024 nanti. PDI Perjungan sudah saatnya melirik sosok/tokoh dari Haumual yang merupakan Dapil besar.
Setelah saya amati. Ada 4 Bakal Calon Bupati SBB yang saat ini terdaftar di PDI Perjungan. Mereka adalah, Sahlan Heluth, S.Pi, M.Si. Fransyane Puttilehalat, S.Pd, MM. Samson Atapary, SH dan Tomotius Akerina, SE, M.Si.
Menariknya, dari 4 Bakal Calon Bupati itu, ada nama Sahlan Heluth, putra Huamual dari Desa Luhu. Ia juga adalah kader PDI Perjungan.
Dengan keberadaan Sahlan itu, maka PDI Perjungan tidak lagi repot-repot untuk mencari putra Huamual yang akan di usung di Pilkada 2024 ini. Namun untuk meyakinkan, nama Sahlan Heluth sebaiknya perlu di survei untuk membaca tingkat popularutas maupun elektabiltasnya.
Perlu diketahui. Jumlah total DPT Desa Luhu sendiri sebayak 23 ribu. Sedangkan jumlah DPT untuk Dapil Huamual sebesar 42 ribu. Huamual sendiri merupakan Dapil terbesar di kabupaten SBB. Ini yang harus menjadi catatan kritis supaya PDI Perjungan bisa mengusung sosok dari Desa Luhu, Huamual.
Kebetulan saya juga sedikit mengenal sosok Sahlan Heluth. Menurut saya, Sahlan Heluth adalah seorang tokoh. Namanya sudah dikenal luas di seantero SBB, bahkan Maluku. Ia pernah maju sebagai Calon Wakil Bupati SBB dan Balon Bupati SBB dari jalur Perseorangan/ Independen. (***)