Lingkar pemberdayaan Perempuan dan Anak (LAPPAN) Bersama pendamping komunitas merayaan Hari Perempuan Internasional

Ambon10 views

Press Telease
Ambon, 8 Maret 2024

Hari Perempuan Internasional merupakan hari yang diselenggarakan secara global yang diperingati setiap tanggal 8 Maret sebagai bentuk pengakuan dan pencapaian perempuan di bidang social, ekonomi, budaya dan politik sekaligus

http://demokrasimaluku.com/wp-content/uploads/2024/08/20240817_081242-6.jpg

mengadvokasi kesetaraan gender. Berawal pada awal abad-20 ketika aktivis hak-hak perempuan mengadvokasi kesetaraan kesempatan, termasuk hak untuk memilih, bekerja, dan memegang jabatan public.
Perayaan hari perempuan ini pertama kali dirayakan atau diperingati di Amerika Serikat pada tanggal 28 Februari 1909, dan kemudian diubah menjadi acara internasional.

Pada tahun 1975 Perserikatan Bangsa-bangsa secara resmi mengakui hari perempuan Internasional sekaligus menjadi sebuah kesempatan global untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kesetaraan gender. Kekerasan berbasis gender merupakan fenomena sosial yang ada sejak zaman dahulu dan semakin marak akhir-akhir ini. Bahkan kekerasan berbasis gender semakin meningkat baik jumlah, bentuk, dan modus operadinya yang semakin beragam. Perkosaan, pelecehan seksual, perdagangan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, pornografi, eksploitasi terhadap pekerja dan penelantaran, tampaknya akan terus ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkup domestic maupun public.


Data komnas Perempuan kekerasan terhadap perempuan di tahun 2023 (Catahu 2023) yaitu sebesar 289,111. Data dokumentasi LAPPAN tahun 2023 sebanyak 206 kasus dimana kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sangat menonjol dengan jumlah 186 kasus dan Kasus kekerasan seksual perkosaan dan pelecehan seksual berjumlah 20 kasus. Kondisi ini sangat berdampak pada kehidupan perempuan, karena miskin dan keterbatasan akses terhadap berbagai layanan publik dan jaminan perlindungan sosial. Ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender berdampak pemiskinan perempuan dalam situasi pasca konflik hingga saat ini

Dampak perubahan iklim yang dihadapi saat ini memperburuk kehidupan perempuan, baik itu perempuan disektor informal maupun petani dan nelayan. Rata-rata mereka pendapatan rendah, karena gagal panen, keterbatasn air bersih, beban kerja yang makin bertambah dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Dalam perayaan hari perempuan kali ini (LAPPAN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *