Tekan Laju Inflasi Pemkot Ambon Terus Lakukan Terobosan & Inovasi

Ambon28 views

Ambon, Demokrasi Maluku : Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, terus melakukan terobosan dan inovasi untuk menekan laju inflasi, yang terjadi di Provinsi Maluku, karena penyumbang inflasi, salah satunya dari Kota Ambon

Penjabat (Pj) Walikota Ambon, Bodewin Wattimena mengatakan, inflasi Kota Ambon Maret 2023 di angka 5,30 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

http://demokrasimaluku.com/wp-content/uploads/2024/08/20240817_081242-6.jpg

Hal ini disampaikan langsung dalam sambutannya pada acara pembukaan Pasar Murah Pemkot Ambon, yang digelar di Nania, Kamis (14/4/2023).

Untuk terus menekan laju inflasi, Pemkot Ambon mengintervensi dengan cara melakukan sembilan langkah penanganan inflasi yang terus dilakukan secara periodik. Sehingga semakin hari tingkat inflasi di Kota Ambon semakin menurun.

“Syukur bahwa di bulan Maret kemarin, tingkat inflasi di Kota Ambon ada di angka 5, 30 persen. Jauh dibawah tingkat inflasi tertinggi di Indonesia. Ini bukti bahwa kita baik-baik saja di Kota Ambon, walaupun memang ada sebagian kelompok masyarakat yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,” kata Wattimena

Dia juga mengatakan, biasanya menjelang hari besar keagamaan dan nasional itu terjadi peningkatan harga yang luar biasa. Karena apa? Karena permintaan dari konsumen bisa naik dua hingga tiga kali lipat dibanding dengan hari-hari biasa.

Dia juga menyampaikan, Pemkot Ambon mengantisipasi dengan menjaga stabilitas harga, membantu masyarakat ekonomi lemah dengan cara menyediakan paket-paket Sembako, bahan kebutuhan pokok yang murah ketimbang masyarakat membeli di pasar.

Selain itu, Pemkot juga setiap dua minggu sekali melakukan operasi pasar, dan juga memberikan sosialisasi kepada para petani sayur demi terjaganya kestabilan harga di pasar.

“Biasanya petani sayur di Taeno sana misalnya mereka menjual harga sayur lima ribu rupiah disana tetapi mereka membutuhkan angkutan transportasi ke pasar dengan tambahan seribu rupiah maka mereka harus menjual sayur dengan harga enam ribu rupiah, maka kami subsidi seribu rupiah itu. Jadi dari petani sampai ke pasar harganya sama,” jelasnya (DM-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *