Ambon, Demokrasi Maluku ,Dinas Kesehatan Kota Ambon melakukan pertemuan
lintas stakeholder di SD Alfatah 2 Ambon, Tanggal 18 Maret 2023 yang melibatkan kurang lebih 50 orang yang terdiri dari komite sekolah, orang tua/wali murid, guru UKS dan kesiswaan,puskesmas Tiahahu, Dinas kesehatan Kota Ambon, dinas Pendidikan kota Ambon. Kegiatan ini difasilitasi oleh LAPPAN (Lingkar Pemberdayaan Perempuan dan Anak), bekerjasama dengan dinas kesehatan kota Ambon yang difasililtasi oleh Unicef perwakilan Maluku.
Pelaksanaan kegiatan ini,mendapatkan dukungan Sekertaris dinas Pendidikan yang turut hadir Pak Johny. F, wakil kepala sekolah SD Alfatah 2 untuk mendorong cakupan imunisasi anak di sekolah. SD Alfatah 2 , dipilih sebagai salah satu sekolah percontohan karena bulan imunisasi anak (BIAS) hanya mencapai 12%. Harapannya setelah pertemuan ini, semua pihak dapat di dodorong untuk meningkatkan capaian sampai 100%,melibatkan pasrtisipasi semua pihak termasuk orang tua wali murid, komite sekolah, dan guru.
Kegiatan ini dibuka oleh mewakili kepala Dinas Kesehatan Kasie P2P Riki Samson, SKM.,M.Kes. Dalam sambutanya mengatakan bahwa masa COVID 19, program kesehatan di sekolah tidak berjalan.
Salah satunya adalah imunisasi (BIAS), dua tahun ini anak – anak tidak dapat imunisasi, selain itu juga beberapa bulan lalu mulai dengan BIAN dan BIAS capaiannya juga masih rendah di kota Ambon capaiannya tidak sampai 50%. Data ini merupakan data reel, sedangkan data dari statistic kita hanya 30% yang standarnya 90%.
Diharapkan pertemuan kali ini kita akan membahas terkait masalah kenapa BIAS rendah dan alasan mengapa banyak orang tua tidak mau anaknya diimunisasi. Berharap orang tua berperan agar mendorong anak-anaknya mendapatkan hak kesehatannya.
Hadir dalam kegiatan sekertaris dinas Pendidikan Kota Ambon, sekaligus memberikan materi yang terkait dengan pengembangan UKS untuk meningkatkan hak kesehatan anak termasuk imunisasi. Pak Jhon menekankan bahwa komite sekolah dan guru harus lebih inovatif dalam pengembangan UKS dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak swasta agar dapat memberikan dukungan dalam pengembangan UKS.
Selama ini Hak Anak mendapatkan Imunisasi secara maksimal, disebabkan rendahnya komitmen sekolah, komite dan orang tua, serta belum dibangun SOP dan alur penanganan BIAS dengan melibatkan semua pihak.
Sehingga harapannya kedepan SOP dan Alur dalam penanganan BIAS perlu dilakukan dengan melibatkan semua pihat termasuk swasta. Presentasi dari puskesmas Tiahahu menunjukkan bahwa capaian BIAS di sekolah SD Alfatah 2 hanya 12 persen sangat rendah sekali dibadingkan sekolah-sekolah lainnya. Sehingga banyak anak yang belum mendapatkan hak kesehatannya.
Penutupan dilakukan oleh bapak wakil kepala sekolah SD Alfatah 2 yang mengakui bahwa jumlah siswanya 300 anak, namun yang mendapatkan BIAS hanya 30 anak sekitar 12 persen. Berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan cakupan dengan