Realisasi KUR Pertanian di Maluku Masih Rendah

Tauda : Diharapkan Di Tahun Mendatang Ada Peningkatan

Ambon, Demokrasi Maluku : Dinas Pertanian Provinsi Maluku Jumat (18/11/2022) menggelar coffe morning dengan sejumlah awak media yang berlangsung di ruang rapat lantai III Kantor Pertanian Provinsi Maluku, di Kota Ambon.

http://demokrasimaluku.com/wp-content/uploads/2024/08/20240817_081242-6.jpg

Dalam acara tersebut Kadis Pertanian Provinsi Maluku Dr.Ilham Tauda,SP, Msi memaparkan sejumlah capaian pada tahun 2022, salah satunya terkait dengan program PELITA si TANI ; Program unggulan dari aksi project Perubahan PKN Tingkat II Angkatan XXV Tahun 2022
merupakan inovasi pelayanan dan manajemen melalui aksi kolaborasi stakeholders dalam optimalisasi pembiayaan petani yaitu, kredit usaha rakyat (KUR) Pertanian dan Asuransi Pertanian.

Untuk di Maluku program ini baru tersosialisasi secara langsung di beberapa kabupaten yakni kabupaten Buru, Maluku Tengah dan lainnya,

Menurut Tauda, pada tahun 2021 Provinsi Maluku memperoleh alokasi KUR Pertanian sebesar Rp700 miliar, namun realisasinya masih tergolong rendah yakni mencapai 148 miliar atau 21 persen.

Sedangkan tahun 2022 pemerintah menambah alokasi KUR di Provinsi Maluku mencapai Rp.900 miliar dengan realisasi pada bulan April Rp.50 miliar atau 5 persen, dan sampai pada enam November melalui kolaborasi stakeholders naik menjadi 167,2 miliar atau 17,36 persen.

Berdasarkan data Kabupaten/Kota realisasi KUR pertanian tertinggi di Maluku adalah kabupaten Buru Rp. 45,1 miliar disusul Maluku Tengah Rp.42,2 miliar, paling rendah Kota Tual Rp.233 juta.

realisasi berdasarkan sub sektor tertinggi adalah sub sektor Holtikultura Rp.66,9 miliar, pangan Rp.49,1 miliar dan perkebunan Rp.26,9 miliar.
Sedangkan berdasarkan perbankan, Bank BRI sebagai Bank Penyuluh KUR Pertanian tertinggi yakni 162,5 miliar atau 97,15 persen dari total penyaluran saat ini.

Pada tahun 2022 alokasi subsidi pemerintah untuk AUTP pada padi seluas 5.000 hektar pada dua kabupaten yaitu Maluku Tengah 2.500 hektar dan Buru 2.500 hektar dan hasilnya belum ada yang terealisasi, demikian juga dengan AUTS/K di Maluku belum terealisasi.

Kadis akui rendahnya penyaluran KUR di Maluku antara lain disebabkan dari sisi perbankan adanya kekhawatiran NPL meningkat, mempertimbangkan resiko gagal panen dan kesulitan mencari debitur baru sesuai syarat penerima KUR.

Selanjutnya, dari sisi petani, adanya kekhawatiran tidak mampu mengembalikan pinjaman, rendahnya literasi keuangan serta belum tersedianya offtaker sebagai mitra usaha petani. Kemudian dari sisi pemerintah belum optimalnya sosialisasi KUR Tani dan belum tersedianya tenaga pendamping.

Di Provinsi Maluku juga terdapat program asuransi Tani yakni asuransi usaha tani padi (AUTP) dan Asuransi Usaha ternak sapi/kerbau (AUTS/K), namun hingga kini belum terealisasi untuk AUTP. Pemerintah pusat telah menyiapkan subsidi AUTP pada duab kabupaten yakni kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Buru, dimana masing masing alokasi 2500 Ha.

Untuk itu, hadirnya PELITA SI TANI diharapkan bisa mempercepat realisasi KUR tani maupun Asuransi TANI di Maluku, ujarnya.

Dia menambahkan, syarat untuk mendapatkan KUR, sangat mudah yakni : memiliki lahan yang dibuktikan dengan keterangan dari kepala desa atau RT setempat, memiliki KTP dan memiliki usaha pertanian yang sudah berjalan selama 6 bulan dan akan terus berjalan secara berkesinambungan.

Terkait pengembalian bisa sekaligus untuk satu musim tanam ataupun bisa juga dicicil, ujar dia pula.

Acara coffe morning selain diikuti awak media juga diikuti oleh seluruh kepala bidang Dinas Pertanian Provinsi Maluku. (D-02).

(

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *