AMBON-Demokrasi Maluku : Penjabat Sekda Maluku, Sadali Ie membuka acara Sosialisasi Deteksi Dini Masuknya Radikalisme dan Terorisme serta Pencegahannya di Maluku, yang diselenggarakan Yayasan Baku Kele Maluku (YBKM), yang berlangsung di Sekretariat YBKM, Kelurahan Tihu, Senin, (19/9/2022).
Sosialisasi yang mengusung tema “Perangi Radikalisme Intoleransi Separatisme Maluku Aman atau disingkat PRISMA”, menghadirkan pembicara, Kol. Inf. Ade EP dari Kodam XVI/Pattimura, Handy. H.S, perwakilan Polda Maluku, Ketua YBKM, Rusli Amiluddin dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Abdullah Latuapo. Sosialisasi diikuti 30 orang peserta yang berasal dari beberapa kelompok elemen masyarakat.
Dalam sambutannya, Sekda atas nama Pemerintah Provinsi Maluku memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Sosialisasi Deteksi Dini Masuknya Radikalisme dan Terorisme serta Pencegahannya.
“Mengatasnamakan pemerintah daerah, saya menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada pengurus YBKM yang telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi ini dalam rangka meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan bagi masyarakat,” ujar Sekda saat membuka acara sosialisasi tersebut.
Dikatakan, paham radikalisme dan terorisme senantiasa mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia, dimana aktivitas kelompok radikal dan teroris melalui aksi dan ancaman kekerasannya, kerap menghantui kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut di masyarakat, melainkan telah mengoyak keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara, karena telah membuat kita saling curiga dan memusuhi, serta telah mencabik ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur bangsa ini.
Bahkan, saat ini perkembangan aksi kelompok radikal dan terorisme terus mengalami perubahan, baik menyangkut modus bentuk ancaman, jaringan maupun sasaran dan target aksi teror, mengingat telah terjadi pergeseran paradigma dari sasaran arah fisik kepada pola pikir masyarakat melalui pemahaman ideologi radikal, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya media sosial sebagai media propaganda, rekrutmen dan kepentingan aksi teror lainnya yang perlu diwaspadai.
“Dampak ini tentunya akan berdampak negatif terhadap ikatan persaudaraan dan nilai toleransi yang sudah menjadi kultur negara,” kata Sekda mengingatkan.
Terkait dampak ini, Sekda pun mengingatkan masyarakat, khususnya di Provinsi Maluku untuk membentengi diri serta membangun kesadaran wawasan kebangsaan. Ia juga meminta untuk tidak mudah terhasut dengan ajakan orang dan atau kelompok tertentu yang berafiliasi dengan kelompok radikal dan teroris, sehingga dapat meminimalisir perkembangan paham tersebut.
“Saya juga meminta masyarakat segera melaporkan kepada pihak terkait, jika ditemui orang per orang dan kelompok tertentu, yang menyebarkan paham radikalisme dan terorisme sehingga mendapatkan penanganan seperlunya,” imbau Sekda.
Menurutnya, mendeteksi paham dan gerakan radikalisme dan intoleransi yang menginfiltrasi di setiap sektor kehidupan masyarakat tentunya cukup rumit.
“Karena itulah, deteksi dini terhadap radikalisme harus dibangun dengan melibatkan peran seluruh elemen. Masyarakat, sekolah, perguruan tinggi, tempat kerja, organisasi dan pemerintah, sudah harus ada aturan-aturan dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi radikalisme dan terorisme,” imbau Sekda.
Masih kata Sekda, tanggung jawab pencegahan radikalisme dan terorisme yang dilakukan individu maupun kelompok, bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah saja, tetapi menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, dengan demikian, perlu dilakukan langkah konstruktif dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku.
“Untuk itu, kami harapkan, sosialisasi yang dilaksanakan di saat ini, tentunya merupakan momentum strategis untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme, serta melakukan gerakan penyadaran atas ancaman dan bahaya radikalisme dan terorisme secara berkelanjutan, terukur serta sesuai kearifan lokal masyarakat, yang menghormati dan menghargai keragaman dalam masyarakat,” tandas Sekda.
Ditempat yang sama, Ketua YBKM, Rusli Amiluddin, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia serta meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme remaja dan pemuda.
“Inilah tujuan utama, sehingga kami menggelar sosialisasi ini,” terang Rusli .
Menurutnya, perlu dilakukan cara untuk mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia khususnya di Maluku. Pertama dengan toleransi terhadap sesama umat beragama, yang berarti hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Kedua, bersatu tanpa mengedepankan ego atau golongan.
“Selanjutnya, pelajari Pancasila sebagai dasar negara, terus sayangi saudara sebangsa dan setanah air, hindari doktrin kelompok yang radikal, dan yang terakhir jagalah perdamaian antar ras, suku, dan golongan,” tutup Rusli. (BIRO ADMINISTRASI PIMPINAN SETDA MALUKU).