IGI Kabupaten SBB Gelar Pelantikan Pengurus Daerah Periode 2021- 2026 & RAKERDA.
Hatusua-Demokrasi Maluku : Dalam rangka pengembangan organisasi profesi Guru di Kabupaten SBB, maka Ikatan Guru Indonesia Indonesia ( IGI) Kabupaten SBB menggelar pelantikan Pengurus Daerah Periode 2021- 2026 yang dirangkai dengan Rapat Kerja Daerah ( Rakerda) dengan mengusung Tema ” Baku Kele Majukan Pendidikan”, kegiatan tersebut digelar di SMA Negeri 22 Seram Bagian Barat , Jalan Trans Seram , Dusun Hatuhuran, Desa Hatusua, )Kecamatan Kairatu Barat, pada Sabtu, (12/3/ 2022).
Hadir dalam acara pelantikan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, Johan Tahya S.Pd, M.Eng, Ketua IGI Wilayah Maluku, Ode Abdul Rahman, Sekretaris IGI Wilayah Maluku, Ali Hasan S.Pd M.Pd dan sejumlah Pengurus Wilayah IGI Maluku, Kepala Sekolah SMA Negeri 22, Seram Bagian Barat, Ana Olga Gamgonora.
Ketua Daerah terpilih IGI Kabupaten SBB, Mustafa Ode S. Pd,Wakil Ketua Daerah Dedy Kamsurya S.Pd dan sejumlah calon pengurus Daerah IGI Kabupaten SBB yang akan dilantik menjadi Pengurus Daerah IGI periode 2021- 2026.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, Johan Tahya S.Pd M Eng dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut menyatakan, salah satu tujuan IGI adalah menjadi inovator dalam rangka meningkatkan kompetensi Guru.
Tetapi yang menjadi pertanyaaannya adalah, dalam upaya peningkatan Kompetensi Guru tersebut kegiatan seperti apa yang menjadi target IGI di Kabupaten SBB ini.
“Meskipun persoalan tersebut nanti dicakapkan lebih detil dalam Rapat Kerja ini, tetapi yang harus diperhatikan adalah konteks SBB berbeda dengan daerah lain” ingatkan Kadis
Tahya mengungkapkan, beberapa kali dirinya mencermati kiprah teman- teman Guru yang bergabung dengan organisasi Profesi Guru selain PGRI, ternyata Mereka sangat menjunjung idealis dan berkeinginan besar untuk meningkatkan kapasitas Profesi Guru.
Kadis PDK SBB ini berargumen, organisasi PGRI kurang memberikan perhatian bagi peningkatan kapasitas Profesi Guru, karena PGRI hanya hadir dalam rangka memberikan perimbangan secara politis, tetapi kurang memberikan muatan- muatan dalam peningkatan kompetensi.
Kadis yang memiliki latar belakang kuat didunia pendidikan ini, kemudian juga mengkritisi gagasan peningkatan Kompetensi dari organisasi IGI yang juga membutuhkan bukti nyata di lapangan, pasalnya program Guru Penggerak adalah gagasan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim yang harus mengedepankan idealisme sebagai inovator, dimana inovasi itulah yang harus dibuktikan dalam cara dan metode pengajaran di kelas.
Terkait pembelajaran Guru lewat IT.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan SBB yang memiliki konsep jelas dan terukur dalam membangun OPD yang dipimpinnya ini menyatakan, saat Para Guru mengakses Dunia Teknologi dan Informasi maka wilayah penghubung menjadi tidak terbatas, sehingga bukan hanya teman – teman Guru di Maluku yang dapat belajar dari Guru – Guru di Jawa, tetapi teman – teman Guru di Jawa juga harus belajar dari Guru- Guru di Maluku pasalnya konteks yang Kita miliki di Maluku berbeda dengan di Pulau Jawa
“Karena berbeda konteks, maka tawaran inovasi yang kita lakukan akan berbeda dengan di Jawa, kesempatan berinovasi yang Kita( Guru di Maluku) lakukan juga berbeda, karena di Jawa dibutuhkan kemampuan inovasi yang lebih tinggi dengan memanfaatkan perangkat yang lebih kompleks maka berbeda dengan Maluku ” jabar Tahya.
Tahya menandaskan ,hal yang terpenting dalam pengembangan inovasi adalah, karena tantangan inovasi Guru di Maluku yang sederhana dan dalam ruang keterbatasan, sehingga Para Guru masih memiliki ruang inovasi yang sangat tinggi.( Nicko Kastanja )