Namrole, Demokrasi Maluku: Calon Bupati (Calbup) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Hj. Safitri Malik Soulissa (SMS) saat menyampaikan orasi pada setiap desa di enam kecamatan di kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku mengatakan, siapa saja yang ingin menjadi pimpinan di daerah ini, harus memiliki hati mulia, bukan menjadi pemimpin yang suka menyampaikan berita adu domba, demi kepentingan dan tujuan pribadi.
Melalui orasinya dia mengatakan, “menjadi seorang pemimpin itu, harus dan wajib punya hati yang baik, mulia dan tulus, bukan dimana-mana menyebar berita – berita hoaks, fitnah, adu domba.
“Semestinya menyampaikan pembelajaran polotik yang baik dan positif bukan pembodohan terhadap masyarakat di kabupaten ini,” kata dia pula.
Dikatakannya, orang yang sering menyampaikan berita bohong, fitnah, adu-domba dan melakukan praktek- praktek pembodohan terhadap masyarakat, bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin, tanyanya
Yang dilakukan hanya ingin memenuhi tujuan dan kepentingan mereka sendiri, untuk menjadi Bupati / Wakil Bupati. Apabila keinginan mereka tak terpenuhi, mereka pergi meninggalkan negeri ini, usai pesta pilkada.
Nanti lima (5) tahun lagi baru datang dan dan menunjukkan muka (wajah) di kabupaten ini. “Hanya untuk mengikuti pilkada saja”.
Beta (saya) sebagai seorang perempuan yang ingin maju sebagai calon Bupati di Kabupaten Lolik Lalen Fedak Fena di daerah ini, itu didasari pada aturan, dimana aturan undang-undang membolehkan seorang perempuan mencalonkan diri sebagai Presiden, Gubernur, Bupati / Walikota, Camat dan Kades, bukan beta yang mencalonkan diri sebagai raja kawasan atau kapala Soa di Negeri Lolik Lalen Fedak Fena “, Harus dapat dibedakan antara pemimpin adat dan pemimpin pemerintahan”
“Ini isu santer dan ganas yang bertebaran di negeri tercinta ini, bahwa beta perempuan dan tak boleh jadi pemimpin di kabupaten ini”.
Savitri menambahkan mereka yang lain katakan, Ibu Savitri itu, seng (tak) bisa mencalonkan diri sebagai bupati di negeri ini, karena Saviri itu perempuan, tidak layak pimpin negeri ini, ”kata dia pula.
Di Indonesia ini perempuan adalah mitra sejajar laki-laki, yang memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin
Mengakhiri orasi, beta mau sampaikan jangan lupa pilih / coblos nomor 3 (tiga), didalam kartu pencoblosan ada satu perempuan cantik, bukan laki-laki Manis (Adam Kiat).